Ketika Israel memulai perang baru melawan Gaza, banyak orang Yahudi Maroko merasa tertekan “malu” dan trauma dengan apa yang mereka gambarkan sebagai kekerasan tak terkatakan yang dilakukan oleh warga Israel atas nama keyakinan mereka.
“Kekerasan hanya mengarah pada kekerasan. Kita harus menghentikan perang, dan solusinya adalah dekolonisasi Palestina,” kata Alia, yang memilih untuk tetap anonim, seperti semua orang yang diwawancarai dalam artikel ini.
Alia, seorang Yahudi Perancis-Maroko, menjelaskan bahwa sikapnya yang anti-Israel telah menuai banyak kritik dari komunitas Yahudi dan memicu perdebatan sengit di sinagoga di lingkungan tempat tinggalnya.
“Meskipun hanya sedikit orang Yahudi Maroko yang mengambil posisi pro-Palestina seperti saya, tidak ada seorang pun yang menyetujui apa yang dilakukan Israel saat ini,” tambah Alia.
“Peristiwa traumatis”
Maroko pernah menjadi rumah bagi komunitas Yahudi dalam jumlah besar, diperkirakan berjumlah hampir 250.000 orang. Antara tahun 1940 dan 1960, lebih dari separuh orang Yahudi Maroko berangkat ke Israel. Saat ini, ada hampir 1 juta orang Yahudi dari Maroko yang tinggal di negara Yahudi tersebut. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar komunitas yang ada di Maroko – yang saat ini berjumlah hampir 2.000 orang – menjadi semakin apolitis.
Setiap kali Israel melancarkan serangan baru terhadap Palestina – yang sering dikatakan – adalah orang-orang Yahudi
sbobet88 sbobet88 sbobet88 sbobet88